Wednesday, March 2, 2011

Sengatan seekor Kala Jengking







Majalah Hadharah al-Islam, edisi Rabiul Akhir 1388 H/ Julai 1968 M, memuatkan sebuah kisah dengan judul di atas dalam satu ruangannya. Sahubul hikayat mengisahkan:

    Suatu hari, sahabat ini mencari binatang peliharaanya yang hilang. Tanpa disedari, dia telah sampai di tepi sungai Tigris yang terletak tidak jauh dari desanya. Di antara tradisi penduduk desa sahabat tersebut adalah tidur di luar rumah pada musim panas. Ada yang tidur di atas tikar yang dibentangkan di atas tanah. Ada yang tidur di atas dipan (bangku panjang yang rendah dan tidak ada sandaran terutamanya yg diletakkan pd dinding dilengkapi bantal atau kusyen). Ada juga yang tidur di atas tompokan jerami.




   Malam itu adalah malam yang sangat indah. Bulan purnama memancarkan sinarnya ke seluruh pelosok desa. Jelasnya, seluruh desa tampak di depan mata. Pemandangan yang indah, cuaca yang baik, dan angin berhembus sepoi-sepoi menawan hati.

   Tapi itu hanya sekejap, sahabat kembali mengamati keadaan sekelilingnya. Tiba- tiba dia melihat seekor binatang yang kecil terapung di atas sungai dan menuju ke arahnya. Sahabat tersebut terus memerhatikan binatang itu, agar dia mengetahui apakah yang hendak dilakukannya. Binatang itu bergerak perlahan-lahan.

   Akhirnya ia sampai di tepi sungai. Ternyata ia adalah seekor katak yang dipunggungnya terdapat seekor kala jengking. Tatkala ia sampai di tempat yang kering, kala jengking itu turun dan berjalan cepat ke arah desa, seolah-olah ada sebuah misi yang ditanggungjawabkan padanya dan ia harus segera menjalankannya.

   Sahabat tersebut terus mengikuti kala jengking itu. Tanpa sedar dia telah berada di tengah-tengah desa. Saat itu, dibenaknya sama sekali tidak terlintas untuk membunuh kala jengking tersebut. Sahabat tersebut membiarkan saja ia menyelesaikan misinya. Akan tetapi, sahabat tersebut terus mengikuti jejaknya sambil terus memerhatikan apa yang sedang dilakukannya.

    Kala jengking itu pergi ke arah sebuah tompokan jerami. Saat itu, seorang pemuda yang soleh, Husein, sedang tidur di atas tompokan jerami tersebut. Kemudian, kala jengking itu masuk ke dalam tompokan jerami itu. Sahabat terus menunggu, agar dia mengetahui apa yang sedang terjadi. Beberapa ketika kemudian, sahabat melihat tompokan jerami di mana Husein sedang tidur di atasnya bergoyang. " Mungkin kala jengking itu menyengat Husein," guman sahabat dalam hati.

    Kemudian, dia melihat kala jengking itu keluar dari tompokan jerami dan terus kembali ke arah tepi sungai. Setiba di sana, katak yang menjadi tunggangnya telah siap untuk menghantarnya ke suatu tempat yang telah ditentukan baginya.

    Kemudian sahabat tersebut kembali ke desa untuk melihat keadaan sahabatnya, Husein. Dia menyingkap tompokan jerami itu. Dia terkejut ketika melihat suatu yang sangat menakjubkan. Seekor ular besar tersadai tepat di samping Husein. Dengan alat seadanya, ular itu telah dia singkirkan. Ular itu sama sekali tidak bergerak.

   Sahabat tersebut pun tahu yang ia telah mati. Tidak ada yang membunuhnya selain kala jengking itu. Syukur alhamdulillah, tidak ada sesuatu yang menimpa sahabanya, Husein. Maha Benar Allah ketika Dia berfirman:

" Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah."
                                                                                                                                      (Ar- Ra'd:(11)

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...